Bookmark and Share Cari sesuatu disini
kad-banner 30rb

Jul 27, 2008

ISLAM MENGANKAT DERAJAT WANITA

Islam memulyakan wanita dengan jalan menjadikan mereka sebagai pendidik generasi mendatang san menggantungkan baik atau buruknya ummat kepadanya. Islam mewajibkan wanita menutup aurat untuk menyelematkan mereka dari tangan-tangan jahil dan menghindarkan mereka masyarakat dari ekses-ekses negatifnya. Perlu ditambahkan bahwa yang demikian itu menciptakan rasa kasih sayang antara suami istri. Sebab laki-laki yang melihat perempuan yang lebih cantik dari istrinya dapat menimbulkan gangguan yang bisa mengakibatkan perceraian.

Allah berfirman yang artinya : ” hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar lebih mudah dikenal yang karenanya mereka tidak mudah diganggu orang.” ( Al-Ahzab : 59).
1. Anne Bizan, tokoh wanita internasional berkata : ” Sering kali datang menghinggapi fikiran saya bahwa wanita dalam naugan agama islam lebih merdeka (bebas) daripada diagama-agama lain. Sebab islam lebih banyak menjaga hak-hak wanita jika dibandingkan dengan agama lain yang melarang poligami. ”.
Demikian pula ajaran islam lebih adil bagi wanita sedang wanita di Inggris tidak memperoleh hak milik kecuali sejak 20 tahun yang lalu saja padahal islam telah menentukan hak milik bagi wanita sejak datangnya agama islam yang pertama sekali. Adalah omong kosong kalau dikatakan bahwa islam menganggap wanita sebagai manusia yang tidak bernyawa.
2. Juga ia berkata : Bila kita timbang secara adil maka poligami yang diperbolehkan dalam islam wanita yang dijaga, dilindungi, diberi makan, pakaian dan perhatian adalah lebih baik daripada pelacur barat yang membolehkan laki-laki melampiaskan syahwatnya pada wanita kemudian wanita itu dibuang dijalanan.
3. Franzoa Saban, seorang orientalis berkata : wahai wanita timur, ketahuilah bahwa orang yang memanggil namamu dan mengajakmu beremansipasi dengan laki-laki sebenarnya adalah orang yang menertawakan dan mengejekmu dan itu memang benar menertawakan kita (muslimah) sebelum kamu.
4. Fon Hamer berkata : Menutup aurat bagi wanita adalah alat untuk menjaga kehormatannya serta martabat yang dibanggakannya.
Dari sini kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa wanita muslimah itu lebih mulia dari pada wanita barat yang selalu mengumandangkan kalimat emansipasi wanita. Saya teringat akan sebuah syair arab yang kalau gak salah artinya begini “ ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya” jadi kalau madrasah itu baik maka baiklah anak didiknya tapi apabila madrasah itu salah dalam menerapkan pelajarannya maka generasinya akan bertindak amoral dan tidak tentu kehidupannya.
Telah banyak contoh dan kejadian yang bisa kita jadikan sebuah pelajaran, baik lewat media masa ataupun lewat media informasi lainnya. Dimana karena ibu dan bapaknya sibuk mengumpulkan duit untuk mencapai kesenangan dunia hingga dia lupa kepada tanggung jawabnya sebagai pendidik. Maka lahir generasi muslimah yang brutal demi mendapatkan kesenangan yang tidak didapatkan dilingkungan rumahnya karena orang tua mereka tidak memperhatikan dan anak itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang seharusnya dia peroleh dari seorang ibu.
Maka dari itulah, mari kita intropeksi diri kita dan pelajari segala kejadian yang ada. Betapa banyak wanita muslimah yang mereka berpakaian tapi pada hakikatnya dia telanjang. Dan berapa banyak wanita muslimah yang telah terjerumus kelembah kemaksiatan seperti sabu-sabu dan sejenis. Mereka bergaul secara bebas tanpa memandang batas. Dan mereka telah melangkah jauh keluar dari pada tuntunan Al-Qur’an dan Hadist yang sudah disampaikan oleh Allah lewat Rasulnya yang mulia, Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari buku : Bimbingan islam untuk pribadi dan masyarakat karangan Syeikh Muhammd bin Jameel Zeeno denga sedikit penambahan dari penulis sendiri.


Baca selengkapnya...

Jul 18, 2008

SURAT AN-NISA`, SATU BUKTI ISLAM MEMULIAKAN WANITA

Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Berbekal pengetahuan tentang Islam yang tipis, tak sedikit kalangan yang dengan lancangnya menghakimi agama ini, untuk kemudian menelorkan kesimpulan-kesimpulan tak berdasar yang menyudutkan Islam. Salah satunya, Islam dianggap merendahkan wanita atau dalam ungkapan sekarang ‘bias jender’. Benarkah?
Sudah kita maklumi keberadaan wanita dalam Islam demikian dimuliakan, terlalu banyak bukti yang menunjukkan kenyataan ini. Sampai-sampai ada satu surah dalam Al-Qur`anul Karim dinamakan surah An-Nisa`, artinya wanita-wanita, karena hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita lebih banyak disebutkan dalam surah ini daripada dalam surah yang lain. (Mahasinut Ta`wil, 3/6)
Untuk lebih jelasnya kita lihat beberapa ayat dalam surah An-Nisa` yang berbicara tentang wanita.

1. Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.
Surah An-Nisa` dibuka dengan ayat:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An-Nisa`: 1)
Ayat ini merupakan bagian dari khutbatul hajah yang dijadikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pembuka khutbah-khutbah beliau. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud jiwa yang satu adalah Nabi Adam 'alaihissalam. Sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566)
Dalam hadits shahih disebutkan:
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَِإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜ dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)
2. Dijaganya hak perempuan yatim.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُوا
“Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bilamana kalian menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita lain yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk kalian tidak berlaku aniaya.” (An-Nisa`: 3)
Urwah bin Az-Zubair pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu 'anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى maka Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab, “Wahai anak saudariku1. Perempuan yatim tersebut berada dalam asuhan walinya yang turut berserikat dalam harta walinya, dan si wali ini ternyata tertarik dengan kecantikan si yatim berikut hartanya. Maka si wali ingin menikahinya tanpa berlaku adil dalam pemberian maharnya sebagaimana mahar yang diberikannya kepada wanita lain yang ingin dinikahinya. Para wali pun dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim terkecuali bila mereka mau berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim serta memberinya mahar yang sesuai dengan yang biasa diberikan kepada wanita lain. Para wali kemudian diperintah untuk menikahi wanita-wanita lain yang mereka senangi.” Urwah berkata, “Aisyah menyatakan, ‘Setelah turunnya ayat ini, orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang perkara wanita, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat:
وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ
“Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita.” (An-Nisa`: 127)
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, “Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat yang lain:
وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ
“Sementara kalian ingin menikahi mereka (perempuan yatim).” (An-Nisa`: 127)
Salah seorang dari kalian (yang menjadi wali/pengasuh perempuan yatim) tidak suka menikahi perempuan yatim tersebut karena si perempuan tidak cantik dan hartanya sedikit. Maka mereka (para wali) dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim yang mereka sukai harta dan kecantikannya kecuali bila mereka mau berbuat adil (dalam masalah mahar, pent.). Karena keadaan jadi terbalik bila si yatim sedikit hartanya dan tidak cantik, walinya enggan/tidak ingin menikahinya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4574 dan Muslim no. 7444)
Masih dalam hadits Aisyah radhiyallahu 'anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللاَّتِي لاَ تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ
Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepada kalian tentang mereka dan apa yang dibacakan kepada kalian dalam Al-Qur`an tentang para wanita yatim yang kalian tidak memberi mereka apa yang ditetapkan untuk mereka sementara kalian ingin menikahi mereka.” (An-Nisa`: 127)
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
أُنْزِلَتْ فِي الْيَتِيْمَةِ، تَكُوْنُ عِنْدَ الرَّجُلِ فَتَشْرِكُهُ فِي مَالِهِ، فَيَرْغَبُ عَنْهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا وَيَكْرَهُ أَنْ يُزَوِّجَهَا غَيْرَهُ، فَيَشْرَكُهُ فِي ماَلِهِ، فَيَعْضِلُهَا، فَلاَ يَتَزَوَّجُهَا وَيُزَوِّجُهَا غَيْرَهُ.
“Ayat ini turun tentang perempuan yatim yang berada dalam perwalian seorang lelaki, di mana si yatim turut berserikat dalam harta walinya. Si wali ini tidak suka menikahi si yatim dan juga tidak suka menikahkannya dengan lelaki yang lain, hingga suami si yatim kelak ikut berserikat dalam hartanya. Pada akhirnya, si wali menahan si yatim untuk menikah, ia tidak mau menikahinya dan enggan pula menikahkannya dengan lelaki selainnya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5131 dan Muslim no. 7447)
3. Cukup menikahi seorang wanita saja bila khawatir tidak dapat berlaku adil secara lahiriah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki.” (An-Nisa`: 3)
Yang dimaksud dengan adil di sini adalah dalam perkara lahiriah seperti adil dalam pemberian nafkah, tempat tinggal, dan giliran. Adapun dalam perkara batin seperti rasa cinta dan kecenderungan hati tidaklah dituntut untuk adil, karena hal ini di luar kesanggupan seorang hamba. Dalam Al-Qur`anul Karim dinyatakan:
وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ
“Dan kalian sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri kalian, walaupun kalian sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kalian terlalu cenderung kepada istri yang kalian cintai sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” (An-Nisa`: 129)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika menafsirkan ayat di atas, “Maksudnya, kalian wahai manusia, tidak akan mampu berlaku sama di antara istri-istri kalian dari segala sisi. Karena walaupun bisa terjadi pembagian giliran malam per malam, namun mesti ada perbedaan dalam hal cinta, syahwat, dan jima’. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma, ‘Abidah As-Salmani, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, dan Adh-Dhahhak bin Muzahim rahimahumullah.”

Setelah menyebutkan sejumlah kalimat, Ibnu Katsir rahimahullah melanjutkan pada tafsir ayat: فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ maksudnya apabila kalian cenderung kepada salah seorang dari istri kalian, janganlah kalian berlebih-lebihan dengan cenderung secara total padanya, فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ “sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” Maksudnya istri yang lain menjadi terkatung-katung. Kata Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Al-Hasan, Adh Dhahhak, Ar-Rabi` bin Anas, As-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan, “Makna كَالْمُعَلَّقَةِ, seperti tidak punya suami dan tidak pula ditalak.” (Tafsir Al-Qur`anil Azhim, 2/317)
Bila seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam.
4. Hak memperoleh mahar dalam pernikahan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَءَاتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا
“Berikanlah mahar kepada wanita-wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari mahar tersebut dengan senang hati maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa`: 4)
5. Wanita diberikan bagian dari harta warisan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا
“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisa`: 7)
Sementara di zaman jahiliah, yang mendapatkan warisan hanya lelaki, sementara wanita tidak mendapatkan bagian. Malah wanita teranggap bagian dari barang yang diwarisi, sebagaimana dalam ayat:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kalian mewarisi wanita dengan jalan paksa.” (An-Nisa`: 19)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma menyebutkan, “Dulunya bila seorang lelaki di kalangan mereka meninggal, maka para ahli warisnya berhak mewarisi istrinya. Jika sebagian ahli waris itu mau, ia nikahi wanita tersebut dan kalau mereka mau, mereka nikahkan dengan lelaki lain. Kalau mau juga, mereka tidak menikahkannya dengan siapa pun dan mereka lebih berhak terhadap si wanita daripada keluarga wanita itu sendiri. Maka turunlah ayat ini dalam permasalahan tersebut.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 4579)
Maksud dari ayat ini, kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah, adalah untuk menghilangkan apa yang dulunya biasa dilakukan orang-orang jahiliah dari mereka dan agar wanita tidak dijadikan seperti harta yang diwariskan sebagaimana diwarisinya harta benda. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 5/63)
Bila ada yang mempermasalahkan, kenapa wanita hanya mendapatkan separuh dari bagian laki-laki seperti tersebut dalam ayat:
يُوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنْثَيَيْنِ
“Allah mewasiatkan kepada kalian tentang pembagian warisan untuk anak-anak kalian, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan….” (An-Nisa`: 11)
Maka dijawab, inilah keadilan yang sesungguhnya. Laki-laki mendapatkan bagian yang lebih besar daripada wanita karena laki-laki butuh bekal yang lebih guna memberikan nafkah kepada orang yang di bawah tanggungannya. Laki-laki banyak mendapatkan beban. Ia yang memberikan mahar dalam pernikahan dan ia yang harus mencari penghidupan/penghasilan, sehingga pantas sekali bila ia mendapatkan dua kali lipat daripada bagian wanita. (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/160)
6. Suami diperintah untuk berlaku baik pada istrinya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan serta penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam hal ini:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri telah bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.”2 (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/173)

7. Suami tidak boleh membenci istrinya dan tetap harus berlaku baik terhadap istrinya walaupun dalam keadaan tidak menyukainya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)
Dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an (5/65), Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ (“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka”), dikarenakan parasnya yang buruk atau perangainya yang jelek, bukan karena si istri berbuat keji dan nusyuz, maka disenangi (dianjurkan) (bagi si suami) untuk bersabar menanggung kekurangan tersebut. Mudah-mudahan hal itu mendatangkan rizki berupa anak-anak yang shalih yang diperoleh dari istri tersebut.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yakni mudah-mudahan kesabaran kalian dengan tetap menahan mereka (para istri dalam ikatan pernikahan), sementara kalian tidak menyukai mereka, akan menjadi kebaikan yang banyak bagi kalian di dunia dan di akhirat. Sebagaimana perkataan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma tentang ayat ini: ‘Si suami mengasihani (menaruh iba) istri (yang tidak disukainya) hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan rizki kepadanya berupa anak dari istri tersebut dan pada anak itu ada kebaikan yang banyak’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173)
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan larangan (untuk membenci), yakni sepantasnya seorang suami tidak membenci istrinya. Karena bila ia menemukan pada istrinya satu perangai yang tidak ia sukai, namun di sisi lain ia bisa dapatkan perangai yang disenanginya pada si istri. Misalnya istrinya tidak baik perilakunya, tetapi ia seorang yang beragama, atau berparas cantik, atau menjaga kehormatan diri, atau bersikap lemah lembut dan halus padanya, atau yang semisalnya.” (Al-Minhaj, 10/58)
8. Bila seorang suami bercerai dengan istrinya, ia tidak boleh meminta kembali mahar yang pernah diberikannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَءَاتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلاَ تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا. وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
“Dan jika kalian ingin mengganti istri kalian dengan istri yang lain sedang kalian telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kalian mengambil kembali sedikitpun dari harta tersebut. Apakah kalian akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (An-Nisa`: 20-21)
9. Termasuk pemuliaan terhadap wanita adalah diharamkan bagi mahram si wanita karena nasab ataupun karena penyusuan untuk menikahinya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللاَّتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللاَّتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلاَئِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلاَبِكُمْ
“Diharamkan atas kalian menikahi ibu-ibu kalian, putri-putri kalian, saudara-saudara perempuan kalian, ‘ammah kalian (bibi/ saudara perempuan ayah), khalah kalian (bibi/ saudara perempuan ibu), putri-putri dari saudara laki-laki kalian (keponakan perempuan), putri-putri dari saudara perempuan kalian, ibu-ibu susu kalian, saudara-saudara perempuan kalian sepersusuan, ibu mertua kalian, putri-putri dari istri kalian yang berada dalam pemeliharaan kalian dari istri yang telah kalian campuri. Tetapi jika kalian belum mencampuri istri tersebut (dan sudah berpisah dengan kalian) maka tidak berdosa kalian menikahi putrinya. Diharamkan pula bagi kalian menikahi istri-istri anak kandung kalian (menantu)…” (An-Nisa`: 23)
Diharamkannya wanita-wanita yang disebutkan dalam ayat di atas untuk dinikahi oleh lelaki yang merupakan mahramnya, tentu memiliki hikmah yang agung, tujuan yang tinggi yang sesuai dengan fithrah insaniah. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)
Di akhir ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ اْلأُخْتَيْنِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
“(Diharamkan atas kalian) menghimpunkan dalam pernikahan dua wanita yang bersaudara, kecuali apa yang telah terjadi di masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa`: 23)
Ayat di atas menetapkan bahwa seorang lelaki tidak boleh mengumpulkan dua wanita yang bersaudara dalam ikatan pernikahan karena hal ini jelas akan mengakibatkan permusuhan dan pecahnya hubungan di antara keduanya. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)
Demikian beberapa ayat dalam surah An-Nisa` yang menyinggung tentang wanita. Apa yang kami sebutkan di atas bukanlah membatasi, namun karena tidak cukupnya ruang, sementara hanya demikian yang dapat kami persembahkan untuk pembaca yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala-lah yang memberi taufik.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
1 Karena ibu ‘Urwah, Asma` bintu Abi Bakr radhiyallahu 'anhuma adalah saudara perempuan Aisyah radhiyallahu 'anha.
2 HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah.
Sumber: http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=617
Dikutip lagi dari : http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=1282

Baca selengkapnya...

mahkota cinta

Penulis hanya ingin sedikit menuliskan sebagian dari isi novel dalam mahkota cinta. ini isinya.
Mata pemuda itu memandang ke luar jendela. Lautan
terhampar di depan mata. Ombak seolah menari-nari
riang. Sinar matahari memantul-mantul keperakan. Dari
karcis yang ia pegang, ia tahu bahwa feri yang ia
tumpangi bernama Lintas Samudera. Tujuan feri yang
bertolak dari pelabuhan Batam itu adalah pelabuhan Johor
Bahru.
Ia memejamkan mata seraya meneguhkan hatinya.
Ia meyakinkan dirinya harus kuat. Ya, sebagai lelaki ia
harus kuat. Meskipun ia merasa kini tidak memiliki siapa- siapa
lagi. Bagi seorang lelaki cukuplah keteguhan hati
menjadi teman dan penenteram jiwa.
terus bagi anda-anda semua yang ingin membaca kelengkapanya
download disini hehehehe inilah hasil anak iseng yang lagi kurang kerjaan.


Baca selengkapnya...

Jul 13, 2008

Asal Usul Kota Pontianak

kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Khun tien (£™²) oleh etnis Tionghoa di Pontianak.

Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak , simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Asal nama Pontianak dipercayai bermakna Kuntilanak atau hantu perempuan. Konon, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie tiba di daratan Pontianak , ia bertemu dengan hantu kuntilanak dan berhasil mengusirnya.

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Beliau dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah / 1729/1730 M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.

Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana . Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.

Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan sembahyang dhohor itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.

Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak . Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.

Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah.

Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari isnen dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.

Dibawah kepemimpinannya kerajaan Pontianak berkembang sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang cukup disegani.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H), yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth, dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan Mempawah mulai merantau. Di Banjarmasin , ia menikah dengan adik sultan bernama Ratu Sarib Anom. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya. Kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Dengan bantuan Sultan Passir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur, dan Pontianak berdiri.

sumber : http://id.wikipedia.org
dikutip lagi dari :iqro
Baca selengkapnya...

Jul 11, 2008

KEPADA SAUDARIKU …

Ini adalah sepucuk surat buat segenap ukhti yang beriman kepada Alloh dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik sebagai ummi, ukhti, istri maupun binti…yang oleh Alloh Ta’ala telah diberi amanah memelihara tanggung jawabnya masing-masing… niscaya di hari kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anti semua.
Buat segenap remaja putri yang mengimani Alloh… buat siapa saja yang hari ini menjadi ukhti… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ummi.
Wahai wanita yang mengimani Alloh sebagai Rabb-nya, Islam sebagai dien-nya dan Muhammad sebagai nabi serta rasulnya. Mudah-mudahan engkau pernah membaca seruan nan luhur dari Alloh: “Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan suara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap berada di dalam rumahamu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan Rasul-Nya… (Al Ahzab: 32-33)
Itulah seruan Alloh kepada siapa saja yang memahami firman-Nya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan wanita yang mukmin apabila Alloh dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang saiap yang mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata. (Al Ahzab: 36)
Wahai ukhti… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu berhati-hatilah terhadap mode-mode busana menyolok para wanita telanjang, mode-mode yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan.
Wahai ukhti… janganlah engkau terperdaya oleh para dajjal, turis-turis yang menyerukan tabarruj dan buka-bukaan. Mereka adalah musuh-musuhmu wahai putri Islam-khususnya- dan musuh para kaum muslimin pada umumnya.
Wahai ukhti… sebenarnya Alloh telah menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam, para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyidi bawah cover Peradaban, Modernisasi dan Kebebasan.
Namun sebenarnya orang-orang gila itu lupa dan tidak pernah memperhatikan bahwa wanita muslimah tidak mungkin akan dapat menerima pembebasan dirinya lepas dari pengabdiannya kepada rabb-Nya untuk kemudian jatuh menjadi mangsa bagi budak-budak tentara iblis.
Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.
Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan nafsu seksual yang mestinya terpendam.
Wahai putri fitrah… janganlah engkau tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya. Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu. Alloh berfirman: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh, tidaklah mereka mengikuti melainkan hanya persangkaan belaka dan tidaklah mereka melainkan hanya berdusta. (Al An’am: 116)
Pada busana sebatas lutut engkau bergegas? Demi Alloh, sungai manakah yang kan engkau seberangi ?
Seolah pakaian masih panjang di pagi hari
Namun kian tersingsing saat demi saat
Engkau sangka kamu laki-laki itu tanpa rasa ?
Sebab engkau mungkin tak lagi punya rasa ?
Tidak malukah engkau terhadap pandangan-pandangan mata itu ?
Aduhai ukhti… ! bacalah dan jangan terperdaya! Malukah engkau untuk bertaqwa dan berbusana iman ? Sementara engkau tiada malu untuk bertabarruj dan buka-bukaan ?
Wahai ukhti…, adakah akan merugikanmu penghinaan kaum juhala (orang-orang yang bodoh) itu selama kita berada di atas al haq sedang mereka di atas al bathil ?
Tidakkah engkau dengar firman Alloh: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya di dunia menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka mereka saling mengedip-edipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali dengan gembira. Dan jika mereka melihat orang-orang mukmin mereka berkata: ‘Sungguh mereka itu benar-benar orang yang sesat’, padahal orang-orang yang berdosa itu tiada dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang–orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al Muthafifin: 29-36)

Wahai ukhti… siapa yang kelak tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa.
Atau engkau pernah berfikir bahwa hijabmu itu akan menghalanginya untuk mendapatkan seorang suami?
Hai ukhti… Demi Alloh! Pikiran itu hanyalah waswasah (bisikan) syetan.
Tidakkah engaku tahu bahwa Alloh telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing? Maka karena itu dengarkan firman-Nya: “Perempuan-perempuan buruk (jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk pasangan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang baik.” (An Nur: 26)
Oleh sebab itu mestinya engkau jangan ridha kecuali jika menjadi pedamping seorang suami yang baik, yang berpegang teguh pada ajaran diennya dan selalu merasa diawasi oleh Rabbnya.
Suami seperti inilah yang engkau bakal merasa aman bagi jaminan hidup masa depanmu. Lihatlah! Di sana banyak sekali putri-putri sebangsamu yang terjebak dalam tipu daya kehidupan Romantisme dan Cinta menyesatkan. Ternayata banyak di antara mereka kemudian gagal dalam menempuh jalan hidupnya…. Begitu tragis.
Alloh berfirman: “…barang siapa yang bertqwa kepada Alloh niscya Alloh butakan baginya jalan keluar dan niscaya Dia akan memberinya rizki dari jalan (arah) yang tiada disangka-sangkanya.” (At Thalaq: 2-3)
Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari ?
Wahai putri fitrah… sesungguhnya di dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwadan rasa tentram bagi dada. Kalau engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas dunia akan, menjadi ringan bagimu.
Ketahuilah, sungguh seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat aialah seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu kan mendidih otaknya…
Waspadalah akan godaan-godaan syetan. Dengan demikain apakah gerangan yang menyebabkanmu berpaling dari seruan Alloh? Dunia dan perhiasannyakah …?
Bacalah firman-Nya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permaianan, perhiasan dan bermegah-megahan anatar kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujan yang tanam-tanamannya itu mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu melihat warnanya menjadi kuning kemudian manjadi hancur. Dan akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunaan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenagan yang menipu.” (Al Hadid: 20)
Atau adakah engaku kini sedang bergembira ria dengan para pemuda dan dengan dunia kecantikan, seraya engaku katakana: “Nantilah saya akan berhijab kalau umurku sudah tua” ?
Ketahuilah –semoga Alloh menunjuki kita semua- bahwa apa yang engku gembirakan itu adalah nikmat Alloh sebab; “Apa-apa yang ada padamu dari suatu nikmat maka ia adalah datangnya dari Alloh.” (an Nahl: 53)
Mestinya engkau wajib bersyukur kepada Alloh dengan cara mentaati-Nya.
betapa banyak remaja yang hari-harimnya penuh tawa…
padahal kain-kain kafan t’lah siap untuknya
sedang ia tak mengira betapa banyak temanten putri dihias ‘tuk sang suami tiba-tiba nyawa melayang di malam taqdir
Wahai ukhti… kembalilah segera kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai ukhti dengan cara menutup aurat dan berhijab. Semoga Alloh memberi taufik kepada kita semua untuk bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Akhirnya akau memohon pada Alloh agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya. (Syeikh Faris Al Jabushi)

dikutip dari : van.9f
Baca selengkapnya...

Ajal Kita yang Semakin Dekat

بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Tiap Ummat Punya Ajal (Batas Waktu Kejayaaan dan Keruntuhan)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Al imran: 185)
Diantara fadhilah:
Semua yang ada didunia ini fana, segera akan musnah dan bergulir, kematian dan kiamat pasti datangnya. Kematian dan kelemahan (uzur) adalah pasti bagi makhluq-Nya sedang Allah maha suci akan segala kefanaan. Waktu terus berlalu menuju kepastian sebagai terminal akhir yaitu kematian baik ia suka atau tidak, dimanapun berada, semua yang ada didunia fana ini terikat dengan ketidak-abadian. Adanya hari kiamat dan hari pembalasan. Semua amalan didunia akan mendapatkan balasannya. Betapa bahagia dan beruntung orang yang hidupnya selalu bertambah akan kebaikan (jika mendapat nikmat bersyukur dan jika datang ujian bersabar) dan dosa-dosannya Allah berkenan mengampuninnya. Ini adalah beberapa cita-cita yang telah diajarkan untuk diraih oleh hamba-Nya, sukses diawal (dunia) dan juga diakhirnya (khusnul khatimah hingga kehadirat Allah). Manusia diciptakan didunia ini bukan sekedar kesia-siaan, ada sebuah tujuan besar yaitu untuk beribadah (menghamba) kepada Allah (Addzariat: 56) dan tiada mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. (Q.S. AL-MU’MINUN:115)
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al baqarah: 112)
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya (6) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (7) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya (8) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (9)” (Al Qari’ah: 6-9)

Diantara fadhilah surat ini:
· Inilah keadilan Allah, perbuatan sekecil apapun kelak akan mendapat balasan yang setimpal,   tiada yang lolos dari hisab Allah, semuannya akan mendapat balasannya
· Mari berusaha untuk menghitung-hitung (menghisab / mengevaluasi diri) amal dan     pengabdian yang telah kita lakukan sebelum dihisab Allah dan sampai waktu kita, sedang     kematian smeakin dekat
· Kehidupan didunia hanyalah ujian dan hidup ini belumlah berakhir, masih ada penyeimbang   kelak kehidupan sejati yang abadi di akhirat
· “Perbanyakkanlah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (Hadis riwayat Imam    Ibnu Majah, no: 4248)
· Banyak perbuatan baik didunia ini yang belum berbalas dan banyak pula perbuatan jahat yang   lepas dari jerat hukum manusia, banyak yang tertindas dan yang menindas belum sempat   mendapat hukumannya maka akhirat adalah sebaik-baik tempat pengadilan, dunia ini   belumlah selesai
· Kebahagiaan didunia ini tidak ada apa-apannya dibanding di akhirat
· Kebahagiaan bukan semata-mata apa yang ada didunia ini, dan kebahagiaan didunia inipun   bukan   terletak pada apa yang terlihat dan kita miliki. Bukan berapa banyak yang bisa   dimakan oleh mulut kita yang akhirnya kita buang juga. Semua bermuara dari Allah pada   kebahagiaan ruhani (jiwa) yang kita amalkan dan rasakan tiap saatnya, bukan pada segala hal  yang melalaikan dibalik segala kesibukan dunia. Ingat tujuan hidup kita ada ada pada tiap  saatnya, Allah sengaja menyusun tiap detik perjalanan hidup kita tiada sia-sia. Allah maha suci   dari segala sifat alpa dan lemah, sifat lemah dan alpa ini hanyalah milik makhluq
· Rasulullah telah mengatakan bahwa orang yang senantiasa mengingat kematianya sebagai   manusia yang paling bijaksana:
  Dari Ibnu ‘Umar dia berkata: Aku bersama Rasulullah., lalu seorang lelaki Ansar datang kepada   baginda kemudian mengucapkan salam kepada Nabi lalu dia bertanya: "Wahai Rasulullah.   Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?
 Baginda menjawab: Yang paling baik akhlaknya diantara mereka
 Dia bertanya lagi: Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?
 Baginda menjawab: Yang paling banyak mengingati kematian di antara mereka, dan yang paling  bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik” (Hadis Riwayat  Imam Ibnu Majah, no: 4249)
· Betapa rugi orang yang didunia sudah miskin, lemah dan tertindas masih juga tidak taat pada   agama maka ia rugi 2 kali didunia dan diakhirat
· Baik dan buruk, nikmat dan susah didunia ini adalah sama-sama ujian, maka mari berusaha   menjadi yang terbaik setiap saatnya dimanapun posisi kita berada. Baik dalam kelapangan   maupun dalam kesusahan berusaha meniti petunjuk yang shahih, agama yang telah mengatur   kebaikan kita semua, menjadi hamba yang beriman dan teguh dalam ketaqwaan
  “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak   dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”
  (Q.S. AL-A’RAF:34)
Diantara fadhilah:
· Kematian adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak, kematian adalah pasti tapi tiada yang tahu kapan kita sampai disana sebab jika sudah sampai kita harus turun dan tinggal menunggu bis jurusan akhirat dan tiada kata “tidak” sebab bis dunia tiada lewat lagi sedang jalan kaki takkan mungkin. Maka mulai saat ini kita harus berpikir bagaimana carannya memiliki tiket bis jurusan akhirat yang eksekutif yaitu dengan benar-benar beriman dan menabung amal shaleh selama masih didunia sebaik mungkin
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”
(An nisa’: 78)
· Jarak kita dengan hari kepastian semakin hari semakin dekat, sesuatu yang tidak kita ketahui kapan hadirnya dan datang saat kita sedang bagaimana. Tiap detik saat ini adalah detik-detik berharga yang semakin mendekatkan kita pada negeri akhirat, menunggu hisab atas segala amal dan nikmat dan hari-hari yang memaksa kita untuk lebih bersunggh-sungguh
Kebenaran dan hakekat taqdir
Usia dan rizqi sudah Allah tentukan (taqdir)
Hikmah:
· “Mari mengingat, umur kita semakin hari semakin habis (menipis) dan jatah hidup kita semakin berkurang (sempit), semakin lemah dan berkurang segala kenikmatan dan kekuatan. Serta kematian (ajal) yang semakin dekat, segera berpisah dengan segala yang kita cintai dan dekat dengan diri kita didunia”
· Jangan sampai kita menginginkan kematian karena bala yang menimpa, tetapi jika terpaksa menginginkanya maka hendaklah membaca doa:
”Ya Allah, lanjutkanlah hidup saya sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan segeralah matikan saya sekiranya mati itu lebih baik bagiku” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari, no: 5671)
· “Mari menyadari, hidup ibarat menjual es batu yang semakin berkurang tiap saatnya. Salah satu cara untuk berhasil adalah menjualnya sebelum mencair seiring dengan berjalanya waktu sebab bila tidak kita takkan mendapat hasil apa-apa dan pulang dengan tangan hampa”
· “Sebelum maut tiba-tiba datang dan kita pergi meninggalkan segala yang kita sibuk dengannya menuju alam yang kita tidak lagi bisa melakukan apapun yang bisa menyelamatkan, mari kita berfikir dan berikhtiyar sungguh-sungguh untuk bisa menggunakan segala yang kita miliki dengan benar. Hingga kelak kita bisa berdiri dihadapan penguasa alam semesta dengan layak, segala bukti pengorbanan dan ketundukan serta penghambaan yang baik dan bukannya sebagai hamba yang merugi”
· “Masihkah ada cita-cita belum tercapai?, jangan lagi sembarang dan terlalu jauh angan-angan. Segera kesungguh-sungguhan hanya untuk menunaikan kewajiban dan ketaatan kita, meniti tujuan kita pada tiap saatnya, pada tiap kesempatan (waktu) yang bisa kita gunakan sekarang!...”
· Mari menyadari, cepat atau lambat kita dan semua yang ada pasti akan berlalu menuju kepastian, kapanpun datangnya tak perlu ditakuti. Maka selalu persiapkan diri untuk bersegera menyambutnya penuh perbekalan. Segera selesaikan urusan (dunia dan cita-cita) dan tanggungan yang memberatkan, bersegera memenuhi undangan shalat. Rasakan tiap saat adalah perjuangan, kesuksesan demi kesuksesan menuju lillahi ta’ala. Hidup penuh kedamaian, sehingga :
Jika mati kala anak-anak, menjadi anak yang berbakti
Jika mati kala remaja, menjadi remaja yang berprestasi
Jika mati kala dewasa, menjadi seorang yang mandiri dan berguna bagi siapapun
Jika mati kala tua, menjadi orang yang arif dan bisa diteladani
Dan kapanpun datangnya saat itu, kita telah mengisinya dengan hidup yang berarti dan berguna bagi kebaikan orang banyak
· Mari menyadari, potensi insyaf paling kuat ada pada saat usia masih muda, maka mari kita bersegera untuk bertaubat memperbaiki diri sedari sekarang, saat ini…
· Tulis beberapa keinginan besar yang ingin kita capai (baik dan shahih adanya), sembari niatkan untuk memberi manfaat besar bagi orang lain dan niatkan semuanya liwajhillah (satu arah menuju keridhaan Allah)
· Tulis beberapa cara pencapaian tanpa mengorbankan hal-hal yang pokok (kewajiban sebagai hamba dan seorang muslim), mari kita jaga cita-cita terbesar kita yaitu bisa senantiasa menghadap-Nya lebih baik terutama menyempurnakan waktu-waktu yang telah Allah tentukan (shalat lima waktu)
Dengan ini hamba jua memohon maaf...
Memohon ridha dengan sangat
Memohon maaf dengan setulus-tulusnya yang bisa hamba utarakan
Siapa tahu kepastian diri hamba lebih cepat
Sedang kesalahan dan kekhilafan begitu banyak
Dan dosa tiada terhitung
Kehadiran hamba hanya mampu memberi sedikit manfaat
Dan betapa pedih jika hanya memberi dada sesak
Kepada sahabat dan saudaraku yang amat sangat saya cintai
Perjalanan hidup bisa sedemikian singkat
Memohon maaf dengan sangat
Hamba begitu berharap
Umur hamba ditutup dengan kebaikan
Tiada hal mengganjal, semua adalah cukup
Disisi Allah segala yang haq dan kekekalan
Dan hanya kepada-Nya kita semua kembali
"Sedang titipan pasti akan diminta kembali..."
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Memohon untuk memahami hal yang diatas dengan pemahaman yang benar. Dengan mengutamakan alquran dan al hadist dan baru yang lainya mengikuti, bukan terjebak dalam pemahaman filsafat dan tasawwuf
Semoga kita semua bisa mendapatkan manfaat dan dijauhkan dari segala kesiaa-siaan dan terjaga dari kemudharatan akan kelemahan dan kekurangan diri kita
"Semoga kita semua senantiasa diberi keteguhan untuk bisa istiqomah dijalan yang lurus,
Jalan yang lebih memberi manfaat
Jalan yang lebih mendekatkan kepada keridhaan Allah
Aamiin…
 
(http://cjdive.multiply.com/journal/item/73/Jendral_Soeharto_Finally) sumber : arrohwany
Baca selengkapnya...

Sebuah Renungan Ilmu

"… Allah mengangkat derajat orang-orang dintara kamu yaitu mereka yang beriman dan berilmupengetahuan, dan Allah mengetahui apa yang kamu amalkan". (Q.S Al-Mujadalah ayat 11)
Dalam ayat tersebut terdapat tiga kata kunci yaitu: iman, ilmu dan amal. Ketiganya menjadi satu rangkaian yang sistematik dan saling terkait antara satu dengan yang lain dalam kehidupan setiap umat Islam. Lebih mementingkan satu, meniadakan atau meremehkan yang laian akan menyebebkan ketimpangan.
Ketiga kata kunci tersebut sangat sesuai dengan konsep pendidikan (Taxonomy Blooms) bahwa: Ilmu pengetahuan merupakan aspek kognitif, iman berkaitan erat dengan hati dan perasaan seseorang (aspek afektif), sedangkan amal merupakan tindakan atas ilmu pengetahuan dan iman (aspek psikomotorik)
Konsep pendidikan yang sedemikian indahnya dalam al-qur’an mestinya dapat membawa kemajuan yang pesat bagi umat Islam. Namun yang terjadi saat ini dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam selama ini terseret dalam alam pemikiran modern yang sekuler, sehingga secara tidak sadar telah memisah-misahkan antara pendidikan keimanan (ilmu-ilmu agama) dengan pendidikan umum (ilmu pengetahuan) serta pendidikan akhlak (etika), sehingga berdampak pada keterpurukan pendidikan umat Islam di semua bidang.
Pengembangan pendidikan modern pada disiplin ilmu dengan spesialis secara ketat, berakibat keterpaduan antar disiplin keilmuan menjadi hilang, dan melahirkan dikotomi ilmu pengetahuan. Yaitu pengelompokan ilmu-ilmu agama di satu pihak dan ilmu-ilmu umum dipihak lain. Sehingga ilmu-ilmu agama disikapi dan diperlakukan sebagai ilmu Allah yang bersifat sakral dan wajib untuk dipelajari. Sebaliknya kelompok ilmu umum (baik ilmu alam maupun sosial) dianggap sebagai ilmu manusia yang tidak wajib untuk dipelajari.

Sehingga yang terjadi adalah ilmu-ilmu agama menjadi tidak menarik karena tidak dapat digunakan dalam kehidupan nyata, sementara ilmu umum semakin berkembang serta begitu diminati tanpa adanya makna dan sentuhan spiritualitas.
Bila hal ini yang terjadi, penguasaan terhadap salah satu ilmu saja tidak akan sanggup untuk menyelesaikan persoalan manusia yang begitu kompleks. Setiap ilmu membutuhkan ilmu-ilmu yang lain, kemajuan tidak akan terjadi tanpa adanya perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai tidak akan bermakna dan memberikan manfaat tanpa sentuhan spiritualitas dan etika. Hal inilah yang sedang terjadi saat ini. Bila kita lihat lebih dalam umat Islam sebenarnya telah diporak-porandakan dengan pembagian wilayah ilmu-ilmu tersebut, dan yang terjadi adalah masih terbuainya kita dengan keadaan seperti ini.
Peradaban manusia semakin maju karena adanya hadlarah al-nash, hadlarah al-‘ilm dan hadlarah al-falsafah, namun ketiganya berdiri dan berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya kontak dan sentuhan satu sama lain, hal inilah yang diperkirakan sebagai sumber permasalahan dunia kontemporer, sejak dari krisis lingkungan hidup, krisis ekonomi, krisis moralitas, serta krisis-krisis yang lain

Kenyataan yang terus berlangsung hingga sekarang adalah bahwa kaum kubu agama masih berfikir secara normatif, abstrak dan non empiris tanpa adanya pengalaman sementara kubu umum lebih berfikir positif, konkret dan empiris. Kebanyakan umat Islam masih menganggap ilmu-ilmu umum tidak berguna dan tidak perlu untuk dipelajari. Bahkan banyak dari mereka yang melarang putra-putrinya untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pada dasarnya Islam tidak mengenal dikotomi antara ilmu-ilmu qauliyah (ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teks keagamaan) dengan ilmu-ilmu kauniyah-ijtima’iyyah (ilmu-ilmu kealaman dan kemasyarakatan). Ilmu-ilmu tersebut dapat dikatakan sebagai ilmu-ilmu ke-Islaman ketika sesuai dengan nilai-nilai dan etika Islam. Jika kita melihat kembali pada sejarah ke-emasan Islam, bidang-bidang keilmuan tersebut sesungguhnya pernah dikaji dan dikembangkan oleh para ilmuwan muslim pada era klasik dan tengah, meskipun kemudian kurang mendapatkan perhatian oleh generasi berikutnya. Dalam sejarah kependidikan Islam telah terpola pengembangan keimuan yang terpadu oleh para ilmuan seperti ibnu Sina, Ibnu Rusyd dll, keterpisahan antara kedua aspek ilmu tersebut mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan dan kemunduran dunia Islam pada umumnya.
Umat Islam dapat kembali pada keagungan dan kejayaan masa lalu, kembali dalam barisan depan dalam memimpin dunia, jika kita kembali membuka diri dan memahami hakekat kehidupan dalam Islam, mengupayakan keterpaduan ilmu-ilmu qur’ani dan kauni, sehingga keadaan kaum muslim masih ketinggalan dalam sains dan teknologi dapat segera diakhiri.
Islam selalu menyeru untuk mencari dan menggali ilmu. Islam juga sangat menghargai dan menghormati para ‘ulama dan ‘ilmuwan. Dalam perspektif Islam tidak ada keterpisahan antara ilmu pengetahuan dan agama Islam.
Ketika setiap individu dari umat Islam maju dan berilmu (keterpaduan antara ilmu agama dan umum secara seimbang), organisasi maju, maka agama Islampun akan maju dan kembali mengambil peran dalam membangun peradapan.
"wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "berilah kelapangandi dalam majlis-majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukm, dan apabila dikatakan, " berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S Al-Mujadalah. 58 : 11).
Sabda-sabda Rasulullah berkaitan dengn pencarian ilmu pengetahuan:
1. Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim
2. Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina
3. Carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat
4. Para ilmuwan adalah pewaris (tugs) para nabi
5. Barangsiapa mati ketika sedang mengembangkan ilmu untuk menghidupkan Islam, maka di surga ia sederajat di bawah para Nabi.
Ilmu lebih penting dari harta karena :
· Ilmu merupakan warisan nabi-nabi dan rasul-rasul sedangkan harta adalah warisan Qorun, Fir’aun dab yang lainnya
· Ilmu mampu menjaga pemiliknya sedangkan harta harus dijaga pemiliknya
· Ilmu dapat memperbanyak teman dan sekutu sedangkan harta memperbanyak musuh dan lawan
· Jika ilmu diberikan (diajarkan) kualitasnya semakin meningkat sedangkan jika harta dikeluarkan (dibelanjakan) akan semakin berkurang dan habis
· Orang yang berilmu selalu mendapatkan penghormatan di masyarakat sedangkan orang yang berharta seringkali mendapat panggilan yang merendahkan dan menghinakan
· Ilmu tidak dapat dicuri dari pemiliknya sedangkan harta dapat hilang atau dicuri
· Ilmu tidak dapat habis sekalipun tidak ditambah sedang harta pasti akan habis
· Ilmu menyebabkan terangnya pemikiran seseorang dan bercahayanya hati seseorang sedangkan harta seringkali membingungkan pemiliknya dan mengeraskan hatnya.
(Ali bin Abi Thalib r.a)
*(Berdasar Buku Pengembangan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) sumber: http://epimorfisma
Baca selengkapnya...

Jul 8, 2008

Ukhti..., Renungkanlah!

Budaya barat hampir telah menyebar di seluruh pelosok bumi ini, orang-orang yang berusaha tetap konsisten terhadap sunnah Nabi-Nya bahkan diolok-olok. Bagai kaum muda, pengaruh budaya barat sangat besar pengaruhnya, diantaranya dalam hal pergaulan muda-mudi, mereka berkilah bahwa hal itu adalah masa perkenalan dengan calon pasangan hidupnya.
Saudariku muslimah, salah seorang darimu pernah berkisah, simaklah mudah-mudahan engkau bisa mengambil faedah.
Mulanya hanyalah perkenalan dan percakapan biasa lewat telepon. Seiring waktu berkembanglah pembicaraan sampai pada kisah cinta dan seluk-beluknya. Dia pun kemudian mengungkapkan cintanya dan berjanji akan meminang saya. Dia meminta agar bisa melihat wajah saya, terang saya menolaknya. Dia mengancam akan memutuskan hubungan. Akupun menyerah. Kukirimkan fotoku serta surat-surat yang begitu manis penuh rayu. Surat menyurat pun berlangsung selalu. Sampai akhirnya dia meminta untuk berjumpa dan jalan berdua dengannya. Aku menolak dengan keras. Tapi dia mengancam akan menyebarluaskan foto-foto saya serta surat-surat saya dan suara saya yang direkamnya ketika kami bercakap-cakap lewat telepon. Akhirnya akupun keluar pergi bersamanya dengan tekad agar bisa pulang segera secepatnya. Ya, akupun pulang akan tetapi dengan mambawa aib dan kehinaan. Ku katakan padanya: Nikahilah aku! Sungguh ini adalah aib bagiku. Maka dia menjawab dengan segenap penghinaan, ejekan dan mentertawakan: Sesungguhnya aku tidak akan menikahi wanita pezina.
Saudariku yang mulia, jika engkau memang memiliki akal untuk berfikir maka dengarkanlah nasehat berikut ini:
Janganlah engkau percaya bahwa pernikahan akan mungkin terlaksana hanya karena perkenalan dan percakapan iseng lewat telepon. Kalaupun memang ini terjadi maka akan mengalami kegagalan, kegalauan dan penyesalan.

Janganlah engkau percayai seorang pemuda ketika dia mulai menampakkan kejujuran dan keikhlasannya dan menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu tapi dia mengkhianati keluargamu dengan meneleponmu dan mengajakmu jalan bersama. Jangan kamu percayai dia ketika dia mulai menyatakan cinta dan berlemah lembut dalam pembicaraannya. Sungguh dia melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuknya yang tampak jelas bagi orang yang berakal. Akankah dia benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara dia mengajakmu berjumpa dan jalan bersama padahal engkau belum halal baginya?
Janganlah engkau percayai para penyeru emansipasi yang mengharuskan adanya cinta (pacaran) sebelum pernikahan.
Ketahuilah bahwa cinta yang hakiki adalah setelah menikah. Adapun selain itu, umumnya adalah cinta yang penuh kepalsuan. Cinta yang dibangun di atas dusta dan kebohongan, semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya. Berapa banyak keluarga yang hancur berantakan padahal mereka telah berpacaran sebelum akad pernikahan dan berjanji akan setia berkasih sayang sepanjang jaman? Bahkan berapa banyak pula pasangan yang berantakan sebelum sampai pada pelaminan dibarengi hilangnya kehormatan yang dibanggakan?
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi SAW bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang. Keduanya berkata kepadaku, Pergilah! -kemudian beliau menyebutkan haditsnya sampai pada sabdanya SAW -: Kemudian kami mendatangi bangunan seperti tanur yang di dalamnya terdengar suara gaduh memekik. Kamipun melongoknya. Ternyata di dalamnya terdapat pria dan wanita telanjang yang disambar oleh lidah api dari bawah mereka. Ketika lidah api itu mengenai mereka, merekapun memekik kepanasan dan kesakitan. Ketika Nabi SAW menanyakan hal tersebut kepada malaikat, mereka menjawab: Adapun pria dan wanita yang ada di tanur tersebut mereka adalah laki-laki dan wanita pezina.
Maka apakah engkau ingin menjadi bagian dari mereka wahai saudariku muslimah?

Jauhilah bercakap-cakap tanpa keperluan di telepon karena sesungguhnya Allah merekamnya demikian juga syaithan dari jenis manusia pun merekamnya. Mereka para petualang cinta akan menggunakannya sebagai alat untuk mengintimidasi kalian agar kalian mau mendengar mereka dan mentaati mereka. Qiyaskan juga ke dalamnya chating yang tiada guna dan hanya membuang waktu semata.
Hati-hatilah, janganlah engkau foto dirimu kecuali karena suatu hajat dan janganlah terlalu mudah engkau sebarluaskan fotomu dengan segala bentuknya karena hal tersebut merupakan senjata yang paling berbahaya yang digunakan oleh serigala manusia sebagai alat untuk mengancam dan mengintimidasi kalian.
Jauhilah olehmu untuk menulis surat-surat cinta karena hal itu juga merupakan sarana yang digunakan oleh mereka.

Hindarilah majalah-majalah dan kisah-kisah cinta yang rendah, hina penuh aib dan cela. Sungguh di dalamnya terdapat racun yang membinasakan yang tersembunyi di balik indahnya halaman yang warna-warni serta kertas yang halus mengkilap dan wangi.
Jauhilah menonton sinetron-sinetron dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita. Jauhilah semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malumu.

Hati-hatilah, janganlah engkau pamerkan auratmu dan janganlah engkau terlalu sering ke luar rumah dan ke pasar-pasar tanpa ada keperluan mendesak yang menuntut untuk itu. Sungguh hal itu hanya akan menjerumuskanmu ke dalam murka Rabbmu.
Janganlah engkau pergi berduaan dengan sopir pribadimu, sungguh ini merupakan khalwat yang terlarang. Janganlah sekali-kali engkau membela diri dengan beralasan bahwa ini darurat. Bertakwalah, karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah, akan dijadikan baginya jalan keluar dari segala permasalahannya.
Hati-hatilah engkau wahai saudariku dari teman yang jelek. Cari dan bergaullah dengan temanmu yang shalihah yang akan membimbingmu kepada keridlaan Rabbmu dan senantiasa mengingatkamu agar tidak terjatuh pada perkara yang akan mendatangkan murka Rabbmu.

Saudariku yang mulia,
Hati-hatilah dari segala kemaksiatan dan dosa karena hal tersebut merupakan sebab hilangnya nikmat, mendatangkan musibah, dan merupakan sebab datangnya kesengsaraan serta adzab yang membinasakan.

Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi malaikat maut dengan banyak bertaubat dan beramal shalih, sungguh engkau tidak tahu kapan giliranmu akan tiba.

Saudariku,
Setelah engkau baca nasihat di atas maka ketahuilah bahwa pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang benar-benar ingin bertaubat. Allah berfirman: Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas akan dirinya (berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesunggunya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar : 53)

Maka apabila engkau wahai saudariku telah tenggelam dalam suatu kemaksiatan dan dosa, segeralah bertaubat dengan taubatan nashuha sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum tubuhmu ditimbun di dalam tanah. Dan pada saat itu tidaklah lagi berguna penyesalan.

Semoga Allah membangunkan kita dari kelalaian yang ada dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, menerima taubat kita, melindungi kita dari adzab qubur dan adzab neraka, serta memasukkan kita ke dalam surga Firdaus Al-A’la.

Shalawat serta salam senantisa tercurah kepada Nabi kita.
(Diterjemahkan dari www.alsalafiyat.com dengan perubahan dan tambahan)
artikel ini dikutip dari
http://www.perpustakaan-islam.com
(ini adalah asli kutipan yang tidak mengalami perubahan apapun.)
Baca selengkapnya...

Jul 7, 2008

Ayat-Ayat Cinta

Ayat-ayat cinta merupakan sebuah novel yang ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia kelahiran 30 September 1976 yang bernama Habiburrahman El -Shirazy. 
Dimana dalam novelnya tersebut   menceritakan tentang sosok pemuda 
yang sempurna  bernama fahri dan dalam alur ceritanya tersebut Fahri itu bertemu denganseorang dara muda  yang cantik yang bernama aisyah. dimana awal perjumpaan mereka adalah di dalam metro saat aisyah tengah membela turis bule yang kecapean
karena menurut cerita tersebut pada saat itu cuaca di mesir sangat panas.

ah jadi gak tahu mau menceritakan gimana endingnya.
bagi yang mau tahu silahkan download aja novelnya disini
saya lampirkan novelnya dalam bentuk PDF. karena saya gak tahu harus ngomong apa, udah dulu aja ya... selamat membaca aja kepada yang berminat untuk membacanya. mungkin saya sudah ketinggalan untuk mempublikasikan ini. namun ini saya hanya belajar dan ini adalah hasil pertama saya membuat file yang bisa di download. mohon doanya aja kepada pengunjung semoga saya bisa terus berkarya dan bisa membuat sesuatu yang berguna bagi orang lain.
amin.

selesai.....
Baca selengkapnya...

Mar 18, 2008

sebuah dosa

Ya Rabbi……

Kenapa hamba selalu bingun dan bingun
Hamba sadar bahwa hamba banyak dosa
Tapi hamba tidak kuat untuk hidup seperti ini terus
Hamba tidak bisa selalu hidup dalam kebingungan
Hamba tidak kuat selalu hidup dalam kesalahan
Ampunilah dosa hanba ya Rabb.

Ya Rabbi…

Kapankah hamba akan mendapatkan sebuah kebahagia
Kapankah hamba akan dapat sebuah ketenangan jiwa
Akankah hamba selalu seperti sekarang ini
Akankah hamba selalu bingun
Terus kapankah hamba tidak merasa bingun
Dan hamba merasakan ketenagan dan kebahagian itu

Oh Ya Rabbi…

Hamba tidak tahu harus bagaimana???
Hamba tidak ngerti kenapa hamba seperti ini????
Hamba hidup selalu dalam gelimang dosa dan maksiat
Hamba sudah laksana kendara yang melaju tanpa arah
Yang pada akhirnya hamba jatuh kesebuah jurang
yang  sangat mengerikan. Untuk yang terakhir kalinya
hamba minta hidayah dan Ampunan dari-Mu ya Rabb.
Atas segala dosa dan maksiat yang telah hambalakukan
Baik yang disengaja atau tidak……..

Amin………
Baca selengkapnya...

Mar 5, 2008

**cinta**

Hati siapa yang tidak akan luka
jika pernah tertipu oleh cinta
sunguh kasihan wanita yang tertipu
karena kata-kata yang di pupuk dusta

cinta kalau sudah dipupuk dusta
maka tidak akan pernah ada apa yang
disebut dengan kebahagian.
karena kebahagia akan di dapat
dengan kejujuran dan kesetiaan.

Itulah apa yang dinamakan dengan cinta.
cinta yang dihiasi dusta,
itu bukan cinta tapi sebuah malapetaka.
karena cinta itu indah dan dia selalu
membuahkan kebahagian bukan siksaan.

Itulah cinta yang sesungguhnya
jadi sangat kurang ajar sekali
orang yang sudah menghiasi
cinta dengan kedustaan
yang membuat sebuah luka
yang sulit untuk ditemukan obatnya.
laksana musafir yang kehausan
di padang sahara yang sulit
untuk menemukan sebuah air
pengobat dahaga.
Baca selengkapnya...

Mar 3, 2008

kepercayaan dan dusta

jika sepi datang menyapa
hati menangis tidak tahu harus mengadu kemana.
jika teman mulai tidak pencaya
lalu siapa yang harus dipercaya
apakah dunia ini akan selamanya diselimuti
dusta yang tidak beralasan.


dimanakah kepercayaan itu
dan hilang kemana selama ini.
haruskah hidup selamanya dengan dusta
yang membuat hati menjadi luka dan timbullah
demdam  yang tidak beralasan.

Oh...Tuhan...

dimanakah kepercayaan yang harus dicapai
dimanakah dusta itu tempatnya
agar bisa dibuang dusta itu untuk sementara waktu
dan manusia bisa merasakan apa yang disebut
dengan kebahagia dan kebersamaan yang di pupuk
dengan kepercayaan dan tidak ada dusta di dalamnya.
Baca selengkapnya...

**CORETAN MALAM SEPI**


Malam ini, laksana malam tanpa rembulan
hati sedih namun tidak ada satu manusiapun yang
peduli
karena siapalah aku, aku hanya anak orang yang tidak
punya apa-apa, namun aku akan tetap bersyukur kepada
yang maha bijak dan maha pencipta yang telah
memberikan umur panjang kepadaku dan memberikan kedua
orang tua yang baik hati dan merawat aku hingga dewasa.

inilah sebuah anugrah yang tidak bisa dinilai dengan uang

sebesar apapun karena inilah anugrah yang maha besar

oh Tuhan, aku bersyukur kepada engkau
yang telah melahirkan aku kedunia ini
dan telah memberikan aku orang tua yang
baik dan merawatku hingga dewasa
semua itu karena kekuasaanmu ya Allah.
sujud syukurku pada-Mu ya rabb.
Baca selengkapnya...

Mar 2, 2008

PROBLEMATIKA

Dalam dunia sekarang ini
saya melihat manusia sedang bingun
manusia sedang sedih, manusia sedang berduka
dan semua karena problematika

wahai manusia....

Hadapilah problematika  yang ada
lalu bandingkan dengan nikmat yang telah
diberikan oleh Allah kepada kita.
 sadarlah...........  wahai manusia
hadapi hidup ini dengan hati yang tawadhu'
dan jadikanlah kesabaran sebagai tamengnya

jangan berpikir picik
kalau tidak mau kutukan Allah.
cukuplah kejadian yang terjadi menjadi bahan runungan buat kita. Baca selengkapnya...

**PERJALANAN TIADA ARTI**

Bagai ranting di atas gelombang
jauh sudah aku melangkah mengapai kau duhai impian.
dimanakah kini kau bersembunyi.
di kau tanpa pengganti tolong obati rinduku.
kalau sudah bertemu puaslah hatiku.
takkan pernah berhenti
sampai dapat kucari
mentari sinari perjalanan ini.
agar tidak gelap lagi.

Hidupku bagai ranting yang kering
mengapung di atas gelombang
tiada satupun yang peduli
apa lagi mengharap kasih sayang.

lihatlah aku yang kesepian  karena cintaku yang hilang
namun aku tetap meyakini
bahwa diri ini akan bertemu
denganmu kasih.......!!!! Baca selengkapnya...

Feb 29, 2008

Menghadapi Delimatika Kehidupan Dengan Kesabaran

Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh.

Sebelum penulis memaparkan apa yang ingin penulis paparkan terlebih dahulu penulis minta maaf jika nanti dalam pemaparan ini tidak memuaskan pembaca karena penulis juga sebagai manusia biasa yang penuh dengan segala kekurangan-kekurangan serta pemaparan penulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharap kritikan dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan..


Tema penulis yang akan di paparkan saat ini adalah:

” Menghadapi Delimatika Kehidupan Dengan Kesabaran”

Di dalam menapaki jalan yang penuh onak dan duri ini. Kita selaku manusia harus mempunyai kesabaran dan kita juga harus siap siaga dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan kita hadapi di masa yang akan datang dan tujuan dari semua itu adalah untuk menjadikan kita selalu ingat dan bertaqwa kepada Allah Swt serta demi mempertebal keimanan kita ke pada sang khalik rabbi izzati agar kita menjadi manusia yang beruntung sebagaimana yang telah di sinyalir oleh Allah dalam kitab sucinya yang disampaikan melalui rasul yang mulia suri tauladan ummat manusia yaitu rasulullah Saw. Bunyi ayat tesebut adalah ” Wahai orang-orang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertaqwalah kalian kepada Allah supaya kalian beruntung." *(Qs.Ali Imran: 200)*.

Kesabaran adalah sebuah senjata yang sangat ampuh untuk menghadapi delimatika kehidupan karena hidup tanpa delimatika akan terasa hampa dan kita tidak akan pernah maju seperti sekarang ini. Kemajuan yang kita rasakan saat ini adalah hasil dari sebuah delimatika yang diberikan oleh Allah buat manusia agar manusia itu mau menggunakan pemberian Allah yang terbesar yang berupa akal. Dan untuk menjinakkan jalannya akal dalam tiap langkahnya dibutuhkan sebuah kesabaran demi menata hati dan akal pada kejernihan berpikir sehingga menghasilkan sebuah kreasi dan prestasi yang sekarang ini kita gunakan.

Kesabaran itulah yang menjadi sebuah inspirasi manusia untuk gigih dan pantang menyerah dalam menciptakan sebuah penemuan baru yang kemudian timbulah apa yang dinamakan listrik, lampu, komputer, dan internet, serta lain sebagainya. Oleh karena itu marilah kita sebagai generasi muda harus bisa berjuang dengan modal utamanya kesabaran sebagai tameng utama dan do’a sebagai sebuah alat komunikasi kita sama sang khalik serta kita juga tidak lupa untuk berikhtiar semampu kita demi mendapatkan kesenangan yang abadi yaitu kehidupan diakhirat nanti.


Baca selengkapnya...

Feb 26, 2008

BUNDA

OH BUNDA KU SAYANG…..

KINI AKU SUDAH DEWASA DAN AKU
MASIH SAJA TERGANTUNG PADAMU.
KAPANKAH AKU BISA MEMBALAS AKAN
SEGALA PENGORBANANMU.


BUNDA..

ENGKAU DIDIK AKU DENGAN SEGALA KESABARANMU
NAMUN AKU TAK PERNAH MENGHARGAI
AKAN PENGORBANANMU.
BUNDA MAAFKANLAH AKU ANAKMU
YANG TIDAK BISA MEMBALAS SEMUA
PENGORBANANMU.

Baca selengkapnya...

sebuah renungan yang tidak berarti.

Ya Rabbi........

hamba yang hina ini mengharap belas kasihan-Mu. 
hamba-Mu ini telah jauh melangkah tanpa tujuan
tunjukanlah jalan pada hamba-Mu ini ya Rabbi
karena tidak ada jalan yang terbaik selain selalu ada dalam 
perlindungan-Mu.

Ya Rabbi........

Betapa banyak dosa yang telah hamba perbuat kepada-Mu
dan betapa banyak manusia yang telah hamba lukai karena 
lidah dan perbuatan  hamba yang tidak  sesuai dengan perintah-Mu.
Kini hamba memohon dengan sgala kehinaan diri hamba.
tunjukanlah jalan dan bukakanlah pintu hati hamba untuk kembali
kepada jalan kebenaran, jalan yang engakau ridhoi ya Rabb.

Ya Rabbi...........

Hamba juga telah membuat hati orang tua hamba sedih
karena ulah hamba. hamba adalah anak yang tidak bisa berbakti
kepada kedua orang tua hamba. selama ini hamba hanya jadi beban
orang tua hamba dan orang terdekat hamba. tunjukanlah jalan-Mu ya Rabb
berikanlah ilmu pada hamba dan tanamkanlah iman dan ketaqwaan dihati hamba.

Ya rabbi...........

Hanya itu yang hamba butuhkan dari-Mu
dan hamba meminta pula agar orang tua hamba
murah rizki dan selalu istiqomah didalam menapakkan kaki
nya dijalan keridhoan-Mu.

terima kasih  ya rabb. apa bila engkau kabulkan akan keluh kesahku ini.
Baca selengkapnya...

Feb 25, 2008

DAKWAH

Wahai saudara…..

Sungguh dakwah adalah suatu kewajiban yang harus kita laksanakan karena betapa banyak saudara kita yang telah menyimpang dari ajaran syariat dan telah banyak pula aliran-aliran yang siap mengoda dan mengajak saudara kita kepada agama yang tidak punya kejelasan. Oleh karena itulah kita sebagai hamba Allah menpunyai kewajiban itu demi tegaknya panji-panji islam yang militan dan mempunyai kekuatan yang patut diacungi jempol.

Kenapa kita harus berdakwah?

Karena dakwah adalah salah satu amanat yang diembankan kepada ummat islam. Karena tanpa dakwah maka pupuslah dan akan sirna serta hilanglah hikmah Allah mengutus para nabi-Nya dan yang telah menurunkan kitab suci- Nya.
dengan dakwahlah manusia akan terangkat dari tempat kehinaan, kebodohan, kemaksiatan dan kekufuran. Hanya dengan dakwah pulalah manusia bisa memperoleh sebuah cahaya keimanan yang bertamengkan kesabaran, dakwahlah yang bisa membuat manusia memperolehan kesenangan dan kebahagian di dunia maupun diakherat.

Wahai saudara….

Tapi ingat bahwa dakwah itu harus dibekali dengan ilmu dan pengetahuan, karena dakwah tanpa ilmu dan pengetahuan akan sia-sia dan pendakwahnya pun harus memberikan contoh dan tauladan yang menjadi cermin bagi masyarakat ramai. Karena sekarang betapa banyak pendakwah tapi hanya pandai berpidato sedangkan dalam pengamalannya hampir tidak ada bedanya dengan masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa.
Wahai saudara…….

Kita adalah generasi penerus perjuangan para syuhada, shiddiqin, dan para tabi’in. mari kita bina kembali dengan berdakwah semampu kita, karena kita hanya mampu untuk berusaha sedangkan yang menentukan adalah sang maha bijak dalam memutuskan sesuatu yaitu Allah Swt.

Wahai saudara…

Mungkin hanya ini yang bisa penulis uraikan dan penulis berdo’a semoga urai ini berguna bagi penulis khusus dan para pembaca umum serta semoga pula mendapat keridhaan dari Allah Swt.

Amiiinnnnnn…………….

















Baca selengkapnya...

Feb 24, 2008

(Petikan surat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani)

Sahabat-sahabatku yang dikasihi. Hati kamu adalah seumpama cermin yang berkilat. Kamu mesti membersihkannya daripada debu dan kekotoran yang menutupinya. Cermin hati kamu itu telah ditakdirkan untuk memancarkan cahaya rahsia-rahsia Ilahi.

Bila cahaya dari “Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi…” mula menyinari ruang hati kamu, lampu hati kamu akan menyala. Lampu hati itu “berada di dalam kaca, kaca itu sifatnya seumpama bintang berkilau-kilauan terang benderang…” Kemudian kepada hati itu anak panah penemuan-penemuan suci akan hinggap. Anak panah kilat akan mengeluarkan daripada awan petir maksud “bukan dari timur atau barat, dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati…” dan memancarkan cahaya ke atas pokok penemuan, sangat tulen, sangat lutsinar sehingga ia “memancarkan cahaya walaupun tidak disentuh oleh api”. Kemudian lampu makrifat (hikmah kebijaksanaan) akan menyala sendiri. Mana mungkin ia tidak menyala sedangkan cahaya rahsia Allah menyinarinya?
Sekiranya cahaya rahsia Ilahi bersinar ke atasnya, langit malam kepada rahsia-rahsia akan menjadi terang oleh ribuan bintang-bintang “…dan berpandukan bintang-bintang (kamu) temui jalan (kamu)…”. Bukanlah bintang yang memandu kita tetapi cahaya Ilahi. Lantaran Allah “…menghiaskan langit rendah dengan keindahan bintang-bintang”. Sekiranya lampu rahsia-rahsia Ilahi dinyalakan di dalam diri batin kamu yang lain akan datang secara sekaligus atau beransur-ansur. Sebahagiannya kamu telah ketahui sebahagian yang lain akan kami beritahu di sini. Baca, dengar, cuba fahamkan. Langit ketidaksedaran (kelalaian) yang gelap akan dinyalakan oleh kehadiran Ilahi dan kedamaian serta keindahan bulan purnama yang akan naik dari ufuk langit memancarkan “cahaya di atas cahaya” berterusan meninggi di langit, melepasi peringkat yang ditentukan sebagaimana yang Allah telah tentukan bagi kerajaan-Nya, sehingga ia bersinar penuh kemuliaan di tengah-tengah langit, menghambat kegelapan kelalaian. “(Aku bersumpah) demi malam apabila ia senyap sepi…dengan cuaca pagi yang cemerlang…” malam ketidaksedaran kamu akan melihat terangnya hari siang. Kemudian kamu akan menghirup air wangi kenangan dan “bertaubat di awal pagi” terhadap ketidaksedaran (kelalaian) dan menyesali umur kamu yang dihabiskan di dalam lena. Kamu akan mendengar nyanyian burung bulbul di pagi hari dan kamu akan mendengarnya berkata:

Mereka tidur sedikit sahaja di malam hari dan pada awal pagi mereka memohon keampunan Allah. Allah bimbingkan kepada cahaya-Nya sesiapa yang Dia kehendaki.

Kemudian kamu akan melihat di ufuk langit peraturan Ilahi akan matahari ilmu batin mula terbit. Ia adalah matahari kamu sendiri, Lantaran kamu adalah “yang Allah beri petunjuk” dan kamu “berada pada jalan yang benar” dan bukan “mereka yang Dia tinggalkan di dalam kesesatan”. Dan kamu akan memahami rahsia:
Tidak diizinkan matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Tiap sesuatu berjalan pada landasan (masing-masing).

Akhirnya ikatan akan terurai selaras dengan “perumpamaan yang Allah adakan untuk insan dan Allah mengetahui tiap sesuatu”, dan tabir-tabir akan terangkat dan kulit akan pecah, mendedahkan yang seni di bawah pada yang kasar. Kebenaran akan membuka tutupan mukanya.

Semua ini akan bermula bila cermin hati kamu dipersucikan. Cahaya rahsia-rahsia Ilahi akan memancar Padanya jika kamu berhajat dan bermohon kepada-Nya, daripada-Nya, dengan-Nya.

Dikutip dari kitab Sir Al Asrar



Baca selengkapnya...

puisi hampa

HARAPAN

Sedih dan pilu beraduk jadi satu
Suka dan duka adalah permainan dunia
Hanya harap dan selaksa do’a yang mampu
Kulakukan.
Dalam kedukaanku kubermunajat pada sang khalik
“ya rabb, kini hambamu lagi dirungdung duka dan hamba tahu bahwa ini adalah ujian, tapi hamba tidak kuat untuk memikul ujian-mu ya rabb”Aku larut dalam tangisku dan akhirnya aku tertidur
Tanpa ku sadari bahwa aku sudah tertidur pulas.



Baca selengkapnya...

SEBATAS CORETAN YANG TAK BERARTI

wahai saudara.......
sekarang kita hidup dizaman yang serba maju dimana Akhlak dan keberutalan manusia  semakin tidak terarah dan panah-panah setan setiap detik diluncurkan. kita harus waspada pada musuh yang satu ini, karena kita lengah sedikit saja maka dia akan siap mempermainkan kita laksana bola yang ditendang kesana kemari dan akhirnya kita lupa siapa diri kita sebenarnya dan berasal dari apa kita diciptakan. dan yang lebih parah lagi kita akan lupa siapa tuhan kita sebenarnya.
saudaraku.......
kita lihatlah pada realita yang ada dinegara kita, hukum yang berlaku bukan Al-qur'an dan hadist bukan pula UDD 45 tapi yang berlaku adalah hukum rimba, yang kuat akan menindas yang lemah dan yang kaya akan memperbudak yang miskin itulah realita yang ada sekarang. kita sebagai generasi muda sebagai penerus perjuangan kita harus sadar bahwa kita juga punya tanggungjawab untuk kemajuan negara kita. kita bukan harus diam saja tanpa berbuat apa-apa.
saudaraku.......
disadari atau tidak, kita adalah calon-calon  pemimpin masa depan maka dari itu kita juga harus berpikir relevan demi masa depan negara yang cerah. agar kehidupan generasi setelah kita tidak seperti zaman kita sekarang ini. yang kehidupan yangnya tidak menentu.





Baca selengkapnya...

kumpulan foto

Artikel ini ditulis oleh pemilik dari . Artikel ini boleh dipublikasikan ulang di blog manapun selama mencantumkan nama penulis dan link sumber artikel dan hanya digunakan untuk keperluan non-komersil. Serta tidak merubah separuh atau seluruh bagian dari isi.


print this page print now
Perjalanan hidup yang penuh ujian dan cobaan harus di hadapi dengan kesabaran dan iman yang solid serta taqwa yang istiqomah