Bookmark and Share Cari sesuatu disini
kad-banner 30rb

Jul 11, 2008

Ajal Kita yang Semakin Dekat

بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Tiap Ummat Punya Ajal (Batas Waktu Kejayaaan dan Keruntuhan)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Al imran: 185)
Diantara fadhilah:
Semua yang ada didunia ini fana, segera akan musnah dan bergulir, kematian dan kiamat pasti datangnya. Kematian dan kelemahan (uzur) adalah pasti bagi makhluq-Nya sedang Allah maha suci akan segala kefanaan. Waktu terus berlalu menuju kepastian sebagai terminal akhir yaitu kematian baik ia suka atau tidak, dimanapun berada, semua yang ada didunia fana ini terikat dengan ketidak-abadian. Adanya hari kiamat dan hari pembalasan. Semua amalan didunia akan mendapatkan balasannya. Betapa bahagia dan beruntung orang yang hidupnya selalu bertambah akan kebaikan (jika mendapat nikmat bersyukur dan jika datang ujian bersabar) dan dosa-dosannya Allah berkenan mengampuninnya. Ini adalah beberapa cita-cita yang telah diajarkan untuk diraih oleh hamba-Nya, sukses diawal (dunia) dan juga diakhirnya (khusnul khatimah hingga kehadirat Allah). Manusia diciptakan didunia ini bukan sekedar kesia-siaan, ada sebuah tujuan besar yaitu untuk beribadah (menghamba) kepada Allah (Addzariat: 56) dan tiada mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. (Q.S. AL-MU’MINUN:115)
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al baqarah: 112)
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya (6) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (7) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya (8) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (9)” (Al Qari’ah: 6-9)

Diantara fadhilah surat ini:
· Inilah keadilan Allah, perbuatan sekecil apapun kelak akan mendapat balasan yang setimpal,   tiada yang lolos dari hisab Allah, semuannya akan mendapat balasannya
· Mari berusaha untuk menghitung-hitung (menghisab / mengevaluasi diri) amal dan     pengabdian yang telah kita lakukan sebelum dihisab Allah dan sampai waktu kita, sedang     kematian smeakin dekat
· Kehidupan didunia hanyalah ujian dan hidup ini belumlah berakhir, masih ada penyeimbang   kelak kehidupan sejati yang abadi di akhirat
· “Perbanyakkanlah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (Hadis riwayat Imam    Ibnu Majah, no: 4248)
· Banyak perbuatan baik didunia ini yang belum berbalas dan banyak pula perbuatan jahat yang   lepas dari jerat hukum manusia, banyak yang tertindas dan yang menindas belum sempat   mendapat hukumannya maka akhirat adalah sebaik-baik tempat pengadilan, dunia ini   belumlah selesai
· Kebahagiaan didunia ini tidak ada apa-apannya dibanding di akhirat
· Kebahagiaan bukan semata-mata apa yang ada didunia ini, dan kebahagiaan didunia inipun   bukan   terletak pada apa yang terlihat dan kita miliki. Bukan berapa banyak yang bisa   dimakan oleh mulut kita yang akhirnya kita buang juga. Semua bermuara dari Allah pada   kebahagiaan ruhani (jiwa) yang kita amalkan dan rasakan tiap saatnya, bukan pada segala hal  yang melalaikan dibalik segala kesibukan dunia. Ingat tujuan hidup kita ada ada pada tiap  saatnya, Allah sengaja menyusun tiap detik perjalanan hidup kita tiada sia-sia. Allah maha suci   dari segala sifat alpa dan lemah, sifat lemah dan alpa ini hanyalah milik makhluq
· Rasulullah telah mengatakan bahwa orang yang senantiasa mengingat kematianya sebagai   manusia yang paling bijaksana:
  Dari Ibnu ‘Umar dia berkata: Aku bersama Rasulullah., lalu seorang lelaki Ansar datang kepada   baginda kemudian mengucapkan salam kepada Nabi lalu dia bertanya: "Wahai Rasulullah.   Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?
 Baginda menjawab: Yang paling baik akhlaknya diantara mereka
 Dia bertanya lagi: Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?
 Baginda menjawab: Yang paling banyak mengingati kematian di antara mereka, dan yang paling  bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik” (Hadis Riwayat  Imam Ibnu Majah, no: 4249)
· Betapa rugi orang yang didunia sudah miskin, lemah dan tertindas masih juga tidak taat pada   agama maka ia rugi 2 kali didunia dan diakhirat
· Baik dan buruk, nikmat dan susah didunia ini adalah sama-sama ujian, maka mari berusaha   menjadi yang terbaik setiap saatnya dimanapun posisi kita berada. Baik dalam kelapangan   maupun dalam kesusahan berusaha meniti petunjuk yang shahih, agama yang telah mengatur   kebaikan kita semua, menjadi hamba yang beriman dan teguh dalam ketaqwaan
  “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak   dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”
  (Q.S. AL-A’RAF:34)
Diantara fadhilah:
· Kematian adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak, kematian adalah pasti tapi tiada yang tahu kapan kita sampai disana sebab jika sudah sampai kita harus turun dan tinggal menunggu bis jurusan akhirat dan tiada kata “tidak” sebab bis dunia tiada lewat lagi sedang jalan kaki takkan mungkin. Maka mulai saat ini kita harus berpikir bagaimana carannya memiliki tiket bis jurusan akhirat yang eksekutif yaitu dengan benar-benar beriman dan menabung amal shaleh selama masih didunia sebaik mungkin
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”
(An nisa’: 78)
· Jarak kita dengan hari kepastian semakin hari semakin dekat, sesuatu yang tidak kita ketahui kapan hadirnya dan datang saat kita sedang bagaimana. Tiap detik saat ini adalah detik-detik berharga yang semakin mendekatkan kita pada negeri akhirat, menunggu hisab atas segala amal dan nikmat dan hari-hari yang memaksa kita untuk lebih bersunggh-sungguh
Kebenaran dan hakekat taqdir
Usia dan rizqi sudah Allah tentukan (taqdir)
Hikmah:
· “Mari mengingat, umur kita semakin hari semakin habis (menipis) dan jatah hidup kita semakin berkurang (sempit), semakin lemah dan berkurang segala kenikmatan dan kekuatan. Serta kematian (ajal) yang semakin dekat, segera berpisah dengan segala yang kita cintai dan dekat dengan diri kita didunia”
· Jangan sampai kita menginginkan kematian karena bala yang menimpa, tetapi jika terpaksa menginginkanya maka hendaklah membaca doa:
”Ya Allah, lanjutkanlah hidup saya sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan segeralah matikan saya sekiranya mati itu lebih baik bagiku” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari, no: 5671)
· “Mari menyadari, hidup ibarat menjual es batu yang semakin berkurang tiap saatnya. Salah satu cara untuk berhasil adalah menjualnya sebelum mencair seiring dengan berjalanya waktu sebab bila tidak kita takkan mendapat hasil apa-apa dan pulang dengan tangan hampa”
· “Sebelum maut tiba-tiba datang dan kita pergi meninggalkan segala yang kita sibuk dengannya menuju alam yang kita tidak lagi bisa melakukan apapun yang bisa menyelamatkan, mari kita berfikir dan berikhtiyar sungguh-sungguh untuk bisa menggunakan segala yang kita miliki dengan benar. Hingga kelak kita bisa berdiri dihadapan penguasa alam semesta dengan layak, segala bukti pengorbanan dan ketundukan serta penghambaan yang baik dan bukannya sebagai hamba yang merugi”
· “Masihkah ada cita-cita belum tercapai?, jangan lagi sembarang dan terlalu jauh angan-angan. Segera kesungguh-sungguhan hanya untuk menunaikan kewajiban dan ketaatan kita, meniti tujuan kita pada tiap saatnya, pada tiap kesempatan (waktu) yang bisa kita gunakan sekarang!...”
· Mari menyadari, cepat atau lambat kita dan semua yang ada pasti akan berlalu menuju kepastian, kapanpun datangnya tak perlu ditakuti. Maka selalu persiapkan diri untuk bersegera menyambutnya penuh perbekalan. Segera selesaikan urusan (dunia dan cita-cita) dan tanggungan yang memberatkan, bersegera memenuhi undangan shalat. Rasakan tiap saat adalah perjuangan, kesuksesan demi kesuksesan menuju lillahi ta’ala. Hidup penuh kedamaian, sehingga :
Jika mati kala anak-anak, menjadi anak yang berbakti
Jika mati kala remaja, menjadi remaja yang berprestasi
Jika mati kala dewasa, menjadi seorang yang mandiri dan berguna bagi siapapun
Jika mati kala tua, menjadi orang yang arif dan bisa diteladani
Dan kapanpun datangnya saat itu, kita telah mengisinya dengan hidup yang berarti dan berguna bagi kebaikan orang banyak
· Mari menyadari, potensi insyaf paling kuat ada pada saat usia masih muda, maka mari kita bersegera untuk bertaubat memperbaiki diri sedari sekarang, saat ini…
· Tulis beberapa keinginan besar yang ingin kita capai (baik dan shahih adanya), sembari niatkan untuk memberi manfaat besar bagi orang lain dan niatkan semuanya liwajhillah (satu arah menuju keridhaan Allah)
· Tulis beberapa cara pencapaian tanpa mengorbankan hal-hal yang pokok (kewajiban sebagai hamba dan seorang muslim), mari kita jaga cita-cita terbesar kita yaitu bisa senantiasa menghadap-Nya lebih baik terutama menyempurnakan waktu-waktu yang telah Allah tentukan (shalat lima waktu)
Dengan ini hamba jua memohon maaf...
Memohon ridha dengan sangat
Memohon maaf dengan setulus-tulusnya yang bisa hamba utarakan
Siapa tahu kepastian diri hamba lebih cepat
Sedang kesalahan dan kekhilafan begitu banyak
Dan dosa tiada terhitung
Kehadiran hamba hanya mampu memberi sedikit manfaat
Dan betapa pedih jika hanya memberi dada sesak
Kepada sahabat dan saudaraku yang amat sangat saya cintai
Perjalanan hidup bisa sedemikian singkat
Memohon maaf dengan sangat
Hamba begitu berharap
Umur hamba ditutup dengan kebaikan
Tiada hal mengganjal, semua adalah cukup
Disisi Allah segala yang haq dan kekekalan
Dan hanya kepada-Nya kita semua kembali
"Sedang titipan pasti akan diminta kembali..."
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Memohon untuk memahami hal yang diatas dengan pemahaman yang benar. Dengan mengutamakan alquran dan al hadist dan baru yang lainya mengikuti, bukan terjebak dalam pemahaman filsafat dan tasawwuf
Semoga kita semua bisa mendapatkan manfaat dan dijauhkan dari segala kesiaa-siaan dan terjaga dari kemudharatan akan kelemahan dan kekurangan diri kita
"Semoga kita semua senantiasa diberi keteguhan untuk bisa istiqomah dijalan yang lurus,
Jalan yang lebih memberi manfaat
Jalan yang lebih mendekatkan kepada keridhaan Allah
Aamiin…
 
(http://cjdive.multiply.com/journal/item/73/Jendral_Soeharto_Finally) sumber : arrohwany

No comments:

Post a Comment

kumpulan foto

Artikel ini ditulis oleh pemilik dari . Artikel ini boleh dipublikasikan ulang di blog manapun selama mencantumkan nama penulis dan link sumber artikel dan hanya digunakan untuk keperluan non-komersil. Serta tidak merubah separuh atau seluruh bagian dari isi.


print this page print now
Perjalanan hidup yang penuh ujian dan cobaan harus di hadapi dengan kesabaran dan iman yang solid serta taqwa yang istiqomah